...

Monday, February 27, 2012

Terima Kasih kepada Keterpurukan

Gemerlapnya permata ditengah megahnya dunia, membawa kita menikmati apa yang mungkin terbayangkan akan indahnya surga.
Saat segala kemudahan dan kenikamatan dapat dengan sederhana membawa kita terbaui.
Sepertinya kita lupa bahwa ini adalah dunia,
Bahwa ini bukan tujuan kita yang sebenarnya jika kita masih percaya.


Terlalu lama manusia terlena pada semu yang menciptakan elok pada mata
Sebuah makna akan cinta dan janji sampah 
Kebohongan dan hanya menambah beban dunia pada kesetimbangan
Serakah dan hegemoni penguasa yang alpa pada hakikat penciptaan-Nya


Terdiam dan semuanya terdiam ...
Tak ada kata, hanya tetes air mata dan tatapan buta dengan mata terbuka
Kejumawaan itu hilang tak berbekas saat Murka-Nya menghempaskan yang fana
Hanya tertunduk meratapi ketidakberdayaan manusia.

Menengadah menatap cakrawala ditengah derasnya ombak, di tengah samudra
Semua seperti tak berujung ... tak ada akhir dari apa yang tampak.
Dan semua semakin menguatkan bahwa manusia adalah kecil ditengah Kuasa-Nya.
Tak pantas jika sombong ada didunia yang kecil ini .
Percikan nafsu yang salah terartikan pada kehidupan membawa bencana.


Semuanya akirnya tersadar ...
Peran antagonis yang "musibah" mainkan ternyata membantu menyadarkan manusia
Akan dosa dan segala usaha yang jauh dari tuntunan_Nya
Terima kasih atas Kasih Sayang Engkau tunjukan dengan cara terbaik_Mu kepada manusia


Engkaulah yang paling mengerti dengan segala yang tersembunyi dari manusia
Jika kuasa-Mu berkata ... inilah yang terbaik sehingga dapat tersyukuri
Beralasanpun tak memperbaiki yang sekarang terjadi
Namun Nurani telah berbisik untuk segera kembali

0 comments:

Post a Comment

Semerdeka merdeka mu untuk menulis disini