...

Wednesday, December 3, 2014

Sudahlah ... Ikhlaskan Saja

Apakah kau telah berusaha dengan sekuat tenaga ?
Apakah telah mengeluarkan segala upaya untuk mendapatkan cita - cita ?

selanjutnya ...
apakah yang kau dapat seperti yang diharapkan sebelumnya ?
atau malah jauh angan - angan dari yang sebenarnya ada ?




Kau pikir apa yang mereka dapat mungkin tak sebanding dengan usahanya,
Tetes keringat yang tak putus , seperti tak pernah dihargai oleh dunia,
Cucuran darah dan air mata seolah tak dapat menghapus perjuangannya,
Lalu tetap saja engkau belum puas dengan yang kau dapat sebelumnya,

       Tetap saja engkau mengeluhkan betapa tak dihargainya,
       Menggerutu pada dunia seperti tak pernah mengerti keadilan itu bagaimana,
       Ah sudahlah ikhlaskan saja ...
       Terkesan sangat naif mengatakannya kepada siapa saja,

Sudahlah ...
Kata orang jawa --- Gusti Pengeran Mboten Sare



Pandanganmu terhadap mereka yang tertatih pada dunia mungkin tidak sama,
Bisa jadi mereka jauh menemukan dunianya daripada pandanganmu tentang dunia,
Sekarang engkau yang sedang bekerja sekuat tenaga,
Yakinlah Tuhan tidak pernah berhenti memberi nikmatnya kepada manusia,

     Jika mungkin engkau sekarang merasa tak cukup diberi keadilan oleh kerja kerasmu,
     Semoga Tuhan memberi selalu kesehatan padamu, keluargamu dan semua saudara - saudaramu,
     Semoga Tuhan tetap memberi ketentraman pada rumah tangga yang kau rajut setiap waktu,
     Semoga Tuhan telah menyiapkan nikmat yang tak kau sangka-sangka sebelumnya,

Ibarat orang tua yang sedang membimbing anaknya,
Kepada yang rajin dan tekunlah orang tua akan memberi dengan mudahnya kepada mereka,
Tanpa meminta persetujuan kepadanya ataupun menunggu sang anak meminta,
Tuhan mungkin sekarang sedang tersenyum kepada mereka yang tulus bekerja tanpa pernah tahu Rahasia apa yang sudah Tuhan siapkan kepadanya,

Selamat Melanjutkan Perjalanan 







Tuesday, December 2, 2014

Ke heninganmu

Keheninganlah yang sebenarnya bisa menjadi penuntunmu



Bukankah hingar bingar malah menjadikanmu semakin kehilangan dirimu sendiri
Keramaian membuat penglihatanmu pada apa yang ada diluarmu
Pasti tak ada kesempatan untuk melihat diri sendiri
Karena memang keheningan yang jujur mengatakan apa adanya

     Dia datang tanpa kau minta atau memanggil untuk kedatangannya
     Kurang setiakah dia ... coba fikir kembali
     Tapi jauh dari semua keinginanmu ... kau mengharapkan kemeriahan
     Kau menanti riuhnya malam yang mestinya malam mengantarmu pada keheningan

Hingga fajar telah tiba ... engkau masih bercengkrama dengan dunia
Malam tetaplah malam ... dia tetap akan datang bersama keheningan sebenarnya
Tetapi kau tak kunjung berhenti bersuka ria untuk kesenangan yang tak jelas pastinya
Fajar tak berubah senyum paginya, sampai mentari melengkapi hangat cinta

    Malam ini datang tak seperti biasanya,
    Dengan ribuan rintik pertanda mendung sudah tak dapat menanggung bebannya,
    Saat itupula kemeriahan sirna seketika,
    Kembali kesendirian yang menyadarkan betapa alam begitu sebenarnya baik kepada manusia,


















Tak usainya malam dan hujan semakin menguatkan bahwa keheningan tak pernah berhenti menemani,
Karena tenyata dia tetap saja tiba walau malam berganti datang dengan teman lainnya,
Semua benar terasa saat hujan berpisah dengan malam di dalam larutnya
Kesendirianlah yang kau hadapi saat ini,
     
      Kapan kau kembali ... dan kemana kau kembali
      Pelangi jelas tak mungkin datang untuk hujan malam ini
      Keheninganlah yang membawamu pada nurani .. bukan dunia ataupun kelakarnya
      Sejujurnya dunia adalah saat dia datang bersama keheningannya

Selamat melanjutkan Perjalanan

Monday, September 22, 2014

Pelajaran dari Pengalaman

Pepatah lama mengatakan ... pengalaman adalah guru terbaik.

Saya kembali menulis dari perspektif sendiri .. jika ada yang kurang setuju, kurang berkenan monggo dilanjut saja.

Guru terbaik ... bagiku guru terbaik bukanlah guru TK - SD - SMP - SMA atau bahkan (gurunya) mahasiswa alias dosen ;
Guru itu digugu lan ditiru ... saya kurang setuju dengan anekdot "digugu yen ga kliru" ... karena jika masih kliru kenapa kita jadikan acuan.

dalam falsafah jawa ada yang disebut sebagai Guru Sejati. yaitu yang mengajarkan segala sesuatu, tidak sekedar kepada manusia tetapi juga kepada makhluk yang lainnya ;

Guru Sejati , Dialah yang mengatur segalanya ... yang mengetahui segalanya ;
dan untuk hal - hal yang paling "buruk"pun menurut pandangan kita, tidak mungkin tanpa sepengetahuanNya;
maka ... mari berkaca lagi dan bertanya ... masihkah pantas kita jumawa tentang kehidupan yang tak sekehandak dengan inginnya manusia ;


Kalimat selanjutnya adalah

"Pengalaman tidak pernah berhenti memberikan Pelajarannya"

lalu siapa yang memberi pengalaman - pengalaman kepada manusia ;
Bagaimana manusia seharusnya pada pengalaman yang telah dilewatinya ;
tak pernah berhenti dia (pengalaman) memberi sari - sari pelajaran kepada manusia ;
namun tak banyak yang mau mengerti jika satu pelajaran dari pengalaman bisa jadi dipakai untuk banyak kejadian ;

aku tak akan memaksamu untuk melangkah ... jika kau lelah , beristirahatlah sejenak
lalu kita lanjutkan perjalanan kita lagi ;

Jadi pengalaman yang kita lalui selama ini adalah jalan yang sudah di "restui" oleh sang Guru ;
Maka begitulah adanya ... pelajaran - pelajaran yang kau dapatkan dari pengalamanmu tidak lepas dari pelajaran yang Guru ajarkan kepada Hambanya ;

Selamat melanjutkan perjalanan.





Friday, August 22, 2014

Sak perlu sak madyo

Susah bungah mung tinompo sauntoro,
sak perlu sak madyo,
gak perlu digandoli nemen - nemen,
ojo wani ora jujur, ojo wani ora bener,

sepisan ora jujur, bakal ketumpuk karo apus-apus gawe nutup apus-apus sakdurunge,
nek sering ora bener, seng olo bakale malah dadi bener,
seng bener kalah karo karepe dewe nglakoni seng ora bener,
sak perlu sak madyo, seng ono ora bakal digowo,
seng ora ketoro iku sangu seng nyoto.

Sugeng nglajengaken lelakon.


==============================================
Ning ndunyo piro suwene,
njur bali ning panggonane,
ning akerat yo sejatine,

Mung amal becik yo sangune,
nanging ojo ngucap 'bodo yo ben',
golek ilmu kudu telaten.

Ning dunyo peteng mripate,
menungso kesasar dalane,
nuntut ilmu ilang faedahe.

Do sembahyang salah niate.
ning dunyo arep ngopo rumangsane,
kedabikan mrono biyayakan mrene,

Nguber kuoso lan bondo ora enteke..
kabeh do ketlandur, mesakno anak putune
 - Em Ha -

Wednesday, April 16, 2014

Tergantung Konsep Berfikirnya

Konsep berfikir tentang bagaimana menempatkan sesuatu pada tempatnya ;
tentang bagaimana melihat sesuatu dari sudutnya ;
tentang dari sejauh atau sedekat mana kita sedang mengamatinya ;

Penarikan kesimpulan terkadang juga dipengaruhi cara pandang, jarak pandang dan sudut pandangnya ;
Coba saja dengan melihat objek yang sama dengan perlakuan yang berbeda cara, sudut dan jarakya ;
itulah yang membuat berbeda orang menyimpulkan objek yang sama ;
yang repot, kalau sudah tau subyektifitas itu ada ... ada saja orang yang tidak mau terbuka untuk mencerna objektifitas ;

aku begini, bisa jadi kau begitu ... dan mereka punya pemikiran yang berbeda ;
tidak ada masalah jika outputnya untuk tujuan yang sama, meski jalannya beragam cara ;
memahami inti untuk mengurai gesekan, meski tidak dapat sama sekali hilang gesekannya ;
memahami inti agar perbedaan itu tidak jadi kunci untuk memperkuat masing-masing diri karena tak ada yang mutlak pada diri yang kecil ;


Selamat melanjutkan Perjalanan

Apanya yang bagaimana ?

Bagaimana ...Apanya yang bagaimana ?
Piye ....Apane seng piye ?
yo'opo ...Opoe seng yo'opo ?

Terkadang kita terlalusering bertanya pada hal yang kita tak pernah sungguh-sungguh merenungkannya,
Perenungan yang panjang untuk menemukan jawaban,
Terkadang kita terlalu sering menghujat, padahal kita juga punya tanggung jawab atasnya,
Karena dampak di sekitar kita juga produk pikiran atau tindakan,

Lalu apa yang akan masih kau pertanyakan dan kau hujat,
Pada orang-orang yang sebenarnya engkau juga bertindak untuknya,
Bukan sekedar mencari siapa yang bejat, Tetapi apa yang dapat kau perbuat,
Dunia tak ubahnya karya nyata dari buah perenungan kita,

Sudah hentikan hujatanmu ;
Hentikan hardikan dan makianmu pada sesamamu ;
Karena belum tentu juga engkau dapat merubah dunia dengan keangkuhan dan jumawa ;
Mari saling memperbaiki diri dan lakukan dengan penuh kebersihan jiwa ;

Kedua mata dan telingamu mestinya dapat kau jadikan pelajaran ;
Kenapa Tuhan sengaja menciptakan mereka lebih banyak jumlahnya dari pada alat bicara ;
Lihatlah apa yang baik dari dunia dan ambil cintanya ;
Dengarlah bisikan alam yang menjerit melihat tingkah manusia yang sama - sama mengumbar kerusakan ;

Perenungamu adalah jawaban terakhir dengan teman kesucian ;
Kekosonganmu adalah cahaya yang membuat Tuhan tetap bersama kebersihan jiwa ;
Dunia biarlah dia merayu dengan segala kenikmatan ;
Tuliskan pada hatimu bahwa Tuhan tetap jalan terbaik untuk merubah segalanya ;


Monday, February 17, 2014

MASA DEPAN

Bagaimana kau melihat masa depan, jika sedetik kedepanmu saja tak mampu kau lihat ;
Bagaimana kau berbicara masa depan sedang apa yang kau kerjakan sekarang saja kau tak tau ;

Masih seperti tulisan-tulisanku yang lalu ... dan bersama kita berbicara, berdiskusi ;
Bersama, dalam cengkrama tawa atau saat sendiri juga berbicara ;
aku ini "kecil" .. yang tak pasti benarnya ;
engkau pun "kecil" dengan pendapatmu ... jadi sesama orang kecil tidak usah saling mencela apalagi mencerca dengan cara berfikir yang berbeda ;

Ada banyak yang berangan-angan jauh tentang masa depannya, banyak bercerita tentang bagaimana masa depannya ... yang penuh dengan suka cita, kebahagiaan dan berbagai macam karangan tentang masa depannya ;

Lalu ... apakah memang perlu kita bergantung pada masa depan, jika engkau saja tidak yakin apakah engkau akan merasakan masa depanmu ;
Umumnya orang mengartikan masa depan dengan angka usia ... 30 tahun, 40 tahun, 50 tahun, 60 tahun ataupun satuan - satuan lain yang dia buat tentang karangan masa depannya ;
Bagaimana aku tak menyebutnya karangan, jika itu bukan sesuatu yang belum terlewati ;

di usiaku yang ke - 30 ... aku akan menjadi begini ;
di usiaku yang ke - 40 ... aku akan menjadi begitu ;
di usiaku yang ke - 50 ... aku akan menjadi bagaimana ;
di usiaku yang ke - 60 ... aku akan menjadi seperti apa ;
Begitulah masa depan dalam pandangan umumnya ;

Tetapi apakah ada keyakinan pada angka itu engkau tetap pada dunia ?
atau telah berpindah ... menjadi tak beraga ?



Lalu bagaimana kita melihatnya ... masa depan ( masa = waktu , depan = yang ada di hadapan kita )
bahwa masa dengan ukuran usia 30,40,50,60 adalah sesuatu yang jelas di hadapan kita ;
tetapi apakah 1 jam didepanmu, 1 menit didepanmu, 1 detik didepanmu bukan masa depan ?

Menurutku ...
Biar saja rencana-rencana itu ada untuk ukuran waktu yang telah umum kita percaya ;
Tetapi aku memiliki cara pandang yang mungkin berbeda ;
Jangan bergantung pada masa depan 30 ,40 ,50 ,60 dan seterusnya ;
Lakukan saja masa depan terdekatmu dengan sebaik-baiknya ;
Itulah bekal terbaikmu ... jika Tuhan masih memberimu usia diangka seperti sebelumnya kita bicara ;
Lakukan terbaik sejauh yang kita bisa, biar Tuhan yang mengurus hasilnya ;

Jangan bergantung pada "masa depan" *1, walau tetap saja kita harus punya rancangan untuk menghadapinya ;


Selamat Melanjutkan Perjalanan ;

*1 arti masa depan dalam persepktif umum yang telah berkembang disekitar kita.