...

Thursday, July 26, 2012

Hukum - Moral - Taqwa


1. Hukum
Hukum menetapkan tingkah laku mana yang dibolehkan, dilarang atau disuruh untuk dilakukan. Hukum ialah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusai di dalam masyarakat (# VAN KAN ). Peraturan dalam menjalankan kehidupan diperlukan untuk melindungi kepentingan dengan tertib. Hukum adalah produk karya dari manusia untuk menciptakan tatanan, tetapi produk dari karya itu sendiri tidak dapat dilepaskan begitu saja pada kepentingan - kepentingan manusia. Kualitas manusia yang baik akan menghasilkan hukum yang baik, begitu juga sebaliknya. Sifat dari hukum manusia itu sendiri juga bersifat linier, jika hukum mengatakan A maka andai orang melakukan B = orang itu dinyatakan melanggar hukum. Kecenderungan manusia untuk memanipulasi hukumpun juga besar baik pada proses pembuatan ataupun tahap pelaksanaan.
2. Moral (etis)
Moral merupakan naluri bawaan yang dibawa oleh manusia secara fitrah penciptaannya. Moral adalah kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk (wikipedia). Jika hukum adalah produk manusia maka sifat hukum cenderung eksternal dari diri manusia. Ikatan yang yang dihasilkan hukum cenderung ikatan kasar dengan kakunya aturan hukum. Berbeda dengan moralitas yang memang berasal dari diri manusia sendiri, dia lebih bersifat lembut untuk membisikan kepada tingkah laku manusia. Moral lebih bersifat intim pada kejiwaan manusia karena begitu dekatnya dia dengan manusia. Sebagai contoh : ada atau tiadanya penegak hukum selama dia merasa benar dia tidak akan melakukan hal - hal yang melanggar nilai moral baik. Moral masih dapat dipengaruhi oleh hal-hal eksternal yang menjadikan perilaku manusia pada kemungkinan positif atau negatif, tetapi pada dasarnya bisikan utama pada diri manusia selalu mengarahkan pada hal positif.
3. Taqwa
Taqwa pada umunya diartikan dengan perilaku, sikap yang menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangan Tuhan. Konsekuensi dari hal tersebut menyebabkan manusia menjadi benar-benar pasrah atau dalam istilah jawa ajor-ajer = hancur dan melebur menjadi satu pada kehendak Sang Maha Tunggal. Setiap Tindakan dan ucapannya adalah wujud kesucian manusia yang terpengaruh oleh hal-hal yang ada disekitarnya. Dia berdiri atas dasar prinsip kebenaran Tuhan dan hal-hal yang diajarkan Tuhan kepadanya tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan tempat dia berada. Jika dia di Dunia maka dia bertanggung jawab atas baiknya alam semesta beserta dengan isinya, baik kepada manusia, hewan tumbuhan dan ciptaan-ciptaan Tuhan lainnya. Keseimbangan antara semua aspek adalah buah dari ketaqwaan seorang hamba kepada Tuhannya, baik untuk dunianya dan baik untuk akhiratnya.

0 comments:

Post a Comment

Semerdeka merdeka mu untuk menulis disini