Hidup untuk menjamu kemaslahatan serta kebaikan kepada semua yang ada disekitar kita, karena memang itulah pesan Tuhan kepada manusia. Manusia didakwa Tuhan untuk menjadi khalifah di muka bumi dan Tuhan pun bukan tidak bertanggung jawab dengan keputusan itu. Berbagai macam bekal telah Tuhan titipkan kepada manusia, mulai jiwa - nafsu - akal - dan kesempurnaan ciptaan dibanding dengan makhluk diluar manusia.
Semua bekal itu adalah potensi positif yang Tuhan telah berikan, jika akhirnya menjadi hal yang baik itu juga karena penelusuran manusia yang telah menemukan spirit positif - Nya dan jika ternyata itu menjadi buruk karena tak mampunya manusia mengendalikan diri. Ilmu adalah sumber segala pencarian manusia yang terhampar diseluruh muka jagad raya, baik yang terlihat dan tidak terlihat.
Engkau yang berfikir bahwa usia mu mengikuti umunya mati manusia tetaplah berjalan dengan jalanmu. Berapa angka yang engkau bayangkan untuk akhir hayatmu ... 30, 45, 56 ataukah 63 tahun seperti berakhirnya hidup Rasulullah SAW ataukah lebih lama daripada itu. Engkau punya hak untuk berusaha mempertahankan hidup tetapi apakah engkau tahu jawaban pasti - Nya.
Bukan perkara angka yang mematikanmu ... tetapi Tuhanlah yang mematikanmu. Engkau yang tidak tau cobalah berfikir kembali, jika matimu esok, jika matimu malam nanti atau mungkin setelah ini kau akan menemui kematianmu. Mati yang mematikan ragamu, yang memisahkan jiwamu dengan fisikmu. Mulailah berbuat baik tanpa menunggu jika engkau masih berharap hidup setelah matimu menjadi indahnya kehidupan yang tak mungkin kau dapatkan di dunia. Karena sukmamu lebih abadi di alam sana.
Tak usah menunggu tua, tak usah menunggu usia, tak usah menunggu malam, tak usah menunggu senja.
Mulailah dari terbitnya fajar berbagi kebaikan
Tetaplah bersama kebaikan - kebaikan yang Tuhan titipkan bersama dengan ruh yang ditiupkan saat dirimu belum mengenal dunia ini. Jika dunia semakin membuatmu meninggalkan kebaikan dan Tuhan, lupakan saja dunia walau sebenarnya engkau yang kemuliaannya lebih dari dunia ini. Dunia ini kecil dibanding dengan lautan kebijaksaan yang tumbuh secara alami pada dirimu. Jika memang dunia ini tak pantas untuk kau jadikan alasan hidup, lupakan saja dia ...
0 comments:
Post a Comment
Semerdeka merdeka mu untuk menulis disini