Membicarakan tentang kesuksesan sepertinya setiap orang
pasti tertarik untuk menggapainya. Segera menggapainya dan mendapatkan sesuai
dengan harapan yang telah tertancap pada angan masing – masing personal. Akan
banyak makna ketika kita membahas kata sukses, ada yang mengatakan sukses itu
adalah ketika kekayaan kita berpuluh-puluh juta, milyar bahkan triliun atau
mungkin ketika kita memiliki rumah yang mewah di komplek perumahan elit yang
didalamnya terdapat fasilitas lengkap
yang akan memanjakan apapun yang kita inginkan. Tetapi tidak sedikit pula yang
mempunyai parameter lain dalam menentukan seberapa kesuksesan itu dapat
dikatakan.
Sukses ... pemuda dituntut untuk menjadi sukses demi masa
depannya, bahkan mereka yang menggapai sukses diusia yang muda mendapat citra
sangat positif pada status sosialnya. Menggebu – gebu dalam menjalani jenjang pendidikannya hingga tingkat
tertinggi yang bisa dicapai, tetapi tetap saja ada yang menganggap sepele waktu
mudanya dengan kegiatan tanpa makna.
Ada pelajaran dari apa yang diberikan oleh seseorang yang
sederhana, dia bukanlah keturunan darah biru, dia tidak terlahir dari keluarga
kaya raya yang tak habis hartanya. Dia hanyalah seorang anak kampung kecil yang
tak berani keluar dari tempurung kekawatiran di masa kecilnya. Orang tuanya tak
lebih hanya seorang petani di pinggiran peta. Jika kesuksesan bukanlah hasil
maka kesuksesan itu adalah proses yang terus berjalan tanpa kalah oleh keadaan.
3 jenjang Kesuksesan dalam kamus sederhana menjalani hidup
adalah :
1. Sukses ketika kita bisa “melawan rasa takut”
hal yang pasti dirasakan setiap manusia...takut...hal yang manusiawi
untuk dapat diterima dengan rasio karena situasi dan kondisi yang ada didepan
masing-masing orang. Tetapi tak selamanya kita harus terkurung dalam ketakutan
yang tak tentu manfaat dalam ketakutan itu. Mereka yang jauh melihat kedepan
akan pencapaian untuk direngkuh saat palang itu dapat kita lewati. Keluar dari
keterbatasan untuk berbuat hal yang lebih baik.
2. Sukses ketika “mengendalikan kepercayaan diri”.
Tahap selanjutnya ketika kita telah berani melawan rasa takut adalah munculnya rasa percaya
diri.
Lagi – lagi ini adalah hal yang wajar, ketika kita tidak
diselimuti rasa takut pastilah kita akan berani lebih tegap dan melihat lebih
jauh dari apa yang sebelumnya dapat kita lihat. Tetapi keberanian yang didasari
pada rasa percaya diri ini tidak boleh tanpa kontrol, percaya diri yang
berlebihan akan mendorong kita pada kebutaan akan control diri. Selanjutnya
menjadi bumerang karena yang kita lakukan menjadi tidak tepat pada nilai
kemanfaatan pada sosial sekitar kita.
3. Sukses ketika bisa “mengendalikan Power”
Jenjang yang lebih tinggi dari rasa takut dan percaya diri
adalah munculnya kekuatan. Ini berjalan dengan sangat alami, ketika seseorang
yang mampu melawan rasa takut, mengendalikan kepercayaan diri maka akan
tumbuhlah power dari dalam dirinya karena modal personal dari dalam diri telah
tergenggam. Hambatan besar yang merusak semangat perbaikan telah terkalahkan
saat takut tak lagi terasa dan kepercayaan diri terkontrol dengan baik. Kekuatan adalah potensi, yang disisi lain
ketika salah diterapkan juga menjadi petaka. Ketika kekuatan itu dijalankan
dengan semangat kebermanfaatan maka dia
tetap akan menjadi kekuatan yang santun dan tak lepas tanpa arah, dia tetap menjadi sesuatu yang gemar akan
pencarian ilmu dan penghargaan atas niat baik Tuhan pada manusia.
Berprasangka baik kepada Tuhan mempermudah kita mengartikan
setiap kejadian yang kita hadapi. “Jika kesuksesan bukanlah hasil maka kesuksesan
itu adalah proses yang terus berjalan tanpa kalah oleh keadaan.”
0 comments:
Post a Comment
Semerdeka merdeka mu untuk menulis disini