Keterbatasan indra penglihatan memang tidak bisa kita ingkari, begitulah adanya yang kita terima dari penciptaan fisik manusia. Mata yang kita jadikan alat untuk melihat memang desainnya menghadap ke depan/keluar dan itupun terbatas oleh kelopak mata sehingga yang terlihatpun serba terbatas. Bagaimana kita bisa menilai diri kita, sudah sejauh mana kualitas kita, sejauh mana kemampuan kita. Semua itu memerlukan penilaian agar semakin hari kita bisa senantiasa meningkatkan kualitas diri.
Antara satu dan yang lainnya kita bisa saling melihat. Jika kita tak dapat melihat punggung kita sendiri maka kita perlu mata lain untuk melihat, dan begitulah adanya jika kita terbatas. Dengan melihat kita dapat menilai apa yang terjadi, menilai apa yang sedang kita jalani. Mencoba membaca, memahami dan mengartikan apa yang Tuhan telah tunjukan pada kita semua.
Tidak Jarang kita mendengar penilaian dari orang lain, dalam sebuah diskusi, percakapan setiap hari atau juga dalam rapat resmi. Penilaian yang berkonotasi negatif menjadi sebuah kata kritik. Sepertinya kritik menjadi hal buruk yang mugkin tidak ingin kita dapatkan, tetapi itulah yang terjadi ... apa boleh buat karena kritik itu memang ada dalam dunia ini. Kritik secara substansi tidak berbeda dengan penghargaan kepada masing - masing manusia. Cap atas apa yang telah kita perbuat, menjadikan citra diri atas tindakan dan ucapan. Jika Penghargaan selalu kita harapkan kenapa dengan kritik yang tak ingin kita terima.
Keduanya adalah hal yang sama terhadap diri kita ... jika kita tak mampu melihat punggung kita maka kita perlu alat bantu penglihatan sehingga kita lebih banyak mendapat informasi tentang diri kita. Jika penghargaan adalah sisi positif yang ada pada diri kita dengan apa yang kita prestasikan, maka kritik adalah sisi negatif yang mungkin belum kita ketahui adanya karena keterbatasan. Kritik dari orang lain memang tak selamanya bersifat objektif tetapi selalu ada pesan yang mampu kita olah untuk kita krosscheck dengan apa yang memang telah terjadi pada diri kita.
picture source : ilmunyailmu.blogspot.com
Itulah kritik yang kita terima ... jika kita dapat dengan bijaksana menyandingkan keduanya ... penghargaan dan kritik maka dengan proposional kita dapat mengolahnya. Ada banyak pelajaran dari kritik yang ada pada diri kita. Kita dapat banyak belajar atas kritik yang telah orang utarakan. Itulah cara Tuhan menyanyangi umatnya, senantiasa memperbaiki diri dengan menemukan sisi lemah yang harusnya kita tutupi dengan kekuatan. Teruslah berjalan ... jangan biarkan kritik itu mengalahkan semangat mu untuk melawan dunia.
0 comments:
Post a Comment
Semerdeka merdeka mu untuk menulis disini