masih terasa lega tawa gembira saat kita semua larut dalam sebuah euforia
kebahagiaan dan kepuasan akan kesengan yang kita rasa
dan semua seakan sirna bersama dengan untaian rasa putus asa ketika apa yang kita terima
tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya
dan semua sibuk dengan segala alasan yang menjadi justifikasi atas ketidak mauan untuk memperbaiki keadaan
Di tempat lain...di sudut Kota besar itu
terlihat satu tetes keringat yang begitu berharga atas apa yang menjadi usahanya
dibalik kaca itu tampak senyum dengan segala kesederhanaan
dibalik kaca itu terlihat harapan atas apa yang dijinjing dalam pundaknya
seonggok jagung yang sedari pagi dibawanya menyusuri jalan itu
menjadi teman bisu yang setia menemani langkahnya
dibalik rinjing berisi jagung itu dia menyimpan satu cinta yang tulus
cinta akan masa depan dan asa bahwa buah hati itu tak harus seperti bapaknya
(Gbr : Lelaki Tua, lautsawu.blogspot.com)
" Biar aku saja yang menderita " begitu katanya...
tanpa pamrih dia sampai larut malam tetap menjajakan jagungnya...
di tengah kebisingan dan lalu lalang kota
dia memutuskan pulang dengan hasil seadanya...tampak memang wajah kecewa
karena dia sadar bahwa yang dia bawa bukan sesuatu yang banyak berharga
Tetapi apa yang dia dapati ketika tiba...
melihat anak-anaknya dapat dengan pulas tertidur malam itu...dia bahagia
sambutan senyum istrinya mengusap kekecewaan yang dia rasa
Alhamdulillah .... kata pertama yang dia ucapkan ketika sesampainya pada cinta yang tulus dia berikan kepada keluarganya
Esok masih banyak harapan yang harus aku taklukan...dengan tegap dia ucapkan dalam batinnya
Tuhan mendekatkan aku pada arti sebuah kehidupan yang tidak hanya berisi dengan isi semu
0 comments:
Post a Comment
Semerdeka merdeka mu untuk menulis disini