...

Tuesday, September 24, 2013

Gombalisasi Globalisasi

Ide menulis kali ini muncul setelah ada diskusi yang tiap bulannya dilakukan orang-orang pinggiran yang tetap pengen berada dijalurnya ... tanpa cita-cita muluk untuk "dunia", jangankan merubah dunia...melihat diri sendiri saja mereka perlu banyak bekerja.

Globalisasi Neolib tema yang diangkat mereka dalam diskusi.
ada banyak teman lama yang datang, karena memang kesempatan berkumpul itu tiba saat ada agenda nyangkruk bersama seperti itu. Berkumpul duduk bersama dan saling berbagi, sambung silaturahim.

Dibuka dengan pertanyaan mendasar tentang cara berfikir,
Siapa yang pertama perlu kita hadirkan dalam setiap aktifitas kita (termasuk diskusi seperti malam ini) ?
Ada yang menyebut niat, ada yang bilang semangat, ada yang berpendapat yang penting ada kopi dan rokoknya hehehehe
Tetapi yang pertama perlu dihadirkan dalam setiap aktifitas manusia adalah kesadaran kehadiran Tuhan, karena itulah cara berfikir mendasar untuk kita dapat melewati perjalanan kehidupan.
Ada dzikir yang pernah kita dengar tentang posisi Tuhan dalam  aktifitas manusia.
1. Laillahailahuwa ... Tuhan sebagai Dia
2. Laillahailaanta ... Tuhan sebagai Anda
3. Laillahailaana ... Tuhan sebagai Aku
dan ketiga hal itu mempunya konteks yang berbeda dalam kegiatannya.
Setelah yang pertama kita tau siapa yang dihadirkan pertama, maka yang kedua siapa ?
 kerangka berfikir mereka yang sedang berdiskusi sepertinya agak berbeda dari yang pertama ... hehehe dari jawaban jawaban yang dilontarkan secara substansi berfikir agak berbeda.
Nabi Muhammad lah yang kedua perlu kita hadirkan dalam setiap aktifitas setelah Tuhan kita hadirkan, karena dari beliaulah kita dapat teladan sikap dan perilaku menjadi seorang manusia yang hidup di dunia. Begitulah pembukaan untuk diskusi malam ini.

Diskusi diawali dengan menyampaikan wacana tentang Globalisasi terjadi dan lebih banyak merugikan negara. Negara amerika beserta sekutunya telah banyak mempengaruhi pola perkembanga dunia pada umumnya, banyak lembaga internasional macam PBB berserta bidang yang dinaunginya juga tidak murni dalam cita-cita negara di dunia. Masih ada saja niat terselubung yang sengaja disimpan untuk memperkuat diri masing-masing. Rencana pengembangan dunia dalam bidang Budaya, pendidikan, kesehatan, moneter juga tidak murni untuk mengembangkan tiga hal tersebut, masih banyak embel - embel lainnya.

Setelah berbicara tentang pengaruh amerika dalam hubungan internasional, dilanjut dengan wacana tentang pengaruh globalisasi di bidang IT, yang menjurus pada bidang perdagangan (kebetulan yang bicara pelaku niaga). Google sebagai mesin pencari yang sangat familier dengan masyarakat indonesia secara tidak langsung juga menjadi pintu banyaknya dana yang tidak bisa berputar di dalam negeri. Berbagai macam transaksi  online ternyata tidak melewati mekanisme perdagangan langsung yang mestinya ada beberapa hal yang dapat masuk ke devisa negara, karena semua bisa dilakukan via online (internet) maka transaksi antar penjual pembeli (antar negara) tidak melewati mekanisme aturan perpajakan. Uang tidak dapat berputar di dalam negeri resikonya pasar di dalam negeri juga dapat terdampak karenanya.

Ada yang bilang indonesia itu negara berkembang, negara ketiga ... dan lain lain lah yang mengarah pada pengkelasan pada negara indonesia sehingga menjadi menciutkan mental orang indonesia, tapi aku masih belum sepakat ... seperti biasa ketidak sepakatanku  terhadap hal-hal umum yang mungkin sudah menjadi kesepakatan bersama. Indonesia dalam sejarahnya adalah negara besar dan sampai sekarang masih tetap besar ... secara mental begitulah orang indonesia.
Mereka tetap akan bisa menikmati hidup dengan keterbatasannya, tetap dapat tersenyum dan tertawa walau sudah banyak penipu-penipu yang menjajah indonesia. 

Bagaimana tidak, mereka yang tidak mampu membeli rokok (misalnya) .. uangnya tak cukup beli satu pak .. maka dia berani beli eceran yang sebenarnya secara harga keekonomisan lebih mahal. 


Tapi begitulah orang indonesia , 
karena dia sudah maju dia tidak akan mengejar siapa-siapa, 
karena dia sudah besar, dia tidak akan mengungguli siapa-siapa.
Sesuatu yang sudah besar tidak berposisi untuk mengungguli...tetapi mewadahi (begitulah kira-kira filosofinya).
Terserah jika kalian punya cara berfikir sendiri ... Nekatnya orang indonesia adalah potensi besar

Kebetulan hadir juga dalam diskusi kali ini  ... saudara saudara kita dari komunitas Vespa di kota malang.
Ada yang menarik memang dari sikap mental saudara kita ini ... filosofi hidup mereka sangat kontras dengan fenomena yang sekarang telah berkembang di tengah masyarakat kita yang cenderung mengarah pada pola hidup individualistik. Mereka tetap saja kompak, solid tanpa pamrih - tanpa ada niatan saling menjatuhkan satu sama lain. Lihat saja di jalanan, mereka bertemu dengan sesama pemilik vespa di jalan walau tak pernah bertemu sebelumnya ... secara otomatis kekeluargaan itu muncul dengan sendirinya. Jika ada vespa mogok di jalan, tanpa minta tolongpun mereka akan tetap membantu dengan sendirinya.
ketika ditanya tentang apa yang sedang melanda negara Indonesia, ada jawaban yang menarik yang kita dapat dari mereka ...
ditanya ...
dolar yang sekarang melonjak tinggi , ngefek gak bagi mereka ? ... jawabannya TIDAK
melonjaknya harga kedelai , ngefek gak bagi mereka ? ... jawabannya TIDAK
harga BBM naik dimana-mana ,  ngefek gak bagi mereka ? ... jawabannya TIDAK

Bagi mereka dunia mau dibuat kayak apa saja sama penguasa sepertinya sama saja.
karena mungkin yang dicari sodara kita yang satu ini berbeda dengan para penguasa serakah disana.

"lebih baik makan gaplek tetap merdeka, daripada makan steak tapi terjajah" begitulah kata terakir yang diucapkannya diakir kesempatannya berbicara.

Ada semangat positif yang perlu kita teladani juga ditengah fenomena sosial dari sodara komunitas vespa, bagaimana membangun masyarakat dan dalam kesempatan ini kita patut angkat topi dan mengakui mereka lebih baik dari manusia modern pada umumnya.

Dan globalisai tetap tak bisa disalahkan...karena dia adalah kata produk manusia. Hanya perlu menempatkan pada posisi yang tepat.



Wednesday, September 4, 2013

Kita ini cuma tamu

Filosofi jawa mengatakan ... urip mung mampir ngombe
Saya kembali mengajak kita semua untuk membuka cakrawala berfikir yang lagi - lagi gak umum seperti yang sekarang berkembang ditengah kita semua.
Sebenarnya itu teori lama sih kalau mau kembali mempelajari ajaran-ajaran mbahmbah kita.

urip mung mampir ngombe ... yang aktifitasnya mampir itu kira-kira adalah yang punya rumah atau pendatang (tamu) ... hehehe iki ra dijawab juga gapapa kok.



Ya namanya tamu itu ada adabnya, ada tata kramane, begitu juga tuan rumah.
Imam Al Ghazali pernah bilang di salah satu bukunya ... bahwa "jadilah tamu yang bijaksana".
setelah dibaca-baca lagi ternyata "bertamu" yang dimaksud Al Gazhali bukan hanya aktifitas sosial kemasyarakatan dalam kerangka silaturahim habluminannas.
Manusia ini kan berasal tidak dari bumi sejatinya , datang ke bumi untuk beberapa pekerjaan (tugas)nya.
Jadi kesimpulan sementara adalah manusia adalah pendatang yang sedang singgah kebumi dan tidak akan selamanya dibumi, menungso mung mertamu ng alam bumi iki ...

saya ingin sedikit melempar pertanyaan sederhana tentang adab bertamu untuk para pendatang itu ...
1. pantaskah tamu datang kerumah langsung masuk dan mengambil semua yang ada di meja makan ?

terlalu kurang ajar sepertinya contoh diatas hehehe begini saja kalau begitu pertanyaan lanjutannya

2. anda sebagai tamu disuguhi beraneka macam makanan, lalu dengan rakus anda menghabiskan semua hidangan yang ada di meja..tanpa memperhatikan sekitarmu bagaimana ?

patut atau tidak hal-hal diatas dilakukan oleh seorang tamu ... cukup dijawab sendiri sajalah untuk direnungkan.
maka ... jika sekarang kita memang sadar sebagai "tamu"nya BUMI ... bagaimana kita seharusnya kepadanya, meski sebenarnya BUMI juga sangat baik hati mempersilahkan anda singgah, beristirahat dan memberikan banyak hidangan untuk manusia.


Selamat melanjutkan perjalanan