...

Wednesday, April 18, 2012

Bukan Perkara Lamamu di Dunia


Hidup untuk menjamu kemaslahatan serta kebaikan kepada semua yang ada disekitar kita, karena memang itulah pesan Tuhan kepada manusia. Manusia didakwa Tuhan untuk menjadi khalifah di muka bumi dan Tuhan pun bukan tidak bertanggung jawab dengan  keputusan itu. Berbagai macam bekal telah Tuhan titipkan kepada manusia, mulai jiwa - nafsu - akal - dan kesempurnaan ciptaan dibanding dengan makhluk diluar manusia.

Semua bekal itu adalah potensi positif yang Tuhan telah berikan, jika akhirnya menjadi hal yang baik itu juga karena penelusuran manusia yang telah menemukan spirit positif - Nya dan jika ternyata itu menjadi buruk karena tak mampunya manusia mengendalikan diri. Ilmu adalah sumber segala pencarian manusia yang terhampar diseluruh muka jagad raya, baik yang terlihat dan tidak terlihat.

Engkau yang berfikir bahwa usia mu mengikuti umunya mati manusia tetaplah berjalan dengan jalanmu. Berapa angka yang engkau bayangkan untuk akhir hayatmu ... 30, 45, 56 ataukah 63 tahun seperti berakhirnya hidup Rasulullah SAW ataukah lebih lama daripada itu. Engkau punya hak untuk berusaha mempertahankan hidup tetapi apakah engkau tahu jawaban pasti - Nya.



Bukan perkara angka yang mematikanmu ... tetapi Tuhanlah yang mematikanmu. Engkau yang tidak tau cobalah berfikir kembali, jika matimu esok, jika matimu malam nanti atau mungkin setelah ini kau akan menemui kematianmu. Mati yang mematikan ragamu, yang memisahkan jiwamu dengan fisikmu. Mulailah berbuat baik tanpa menunggu jika engkau masih berharap hidup setelah matimu menjadi indahnya kehidupan yang tak mungkin kau dapatkan di dunia. Karena sukmamu lebih abadi di alam sana.

Tak usah menunggu tua, tak usah menunggu usia, tak usah menunggu malam, tak usah menunggu senja.
Mulailah dari terbitnya fajar berbagi kebaikan
Tetaplah bersama kebaikan - kebaikan yang Tuhan titipkan bersama dengan ruh yang ditiupkan saat dirimu belum mengenal dunia ini. Jika dunia semakin membuatmu meninggalkan kebaikan dan Tuhan, lupakan saja dunia walau sebenarnya engkau yang kemuliaannya lebih dari dunia ini. Dunia ini kecil dibanding dengan lautan kebijaksaan yang tumbuh secara alami pada dirimu. Jika memang dunia ini tak pantas untuk kau jadikan alasan hidup, lupakan saja dia ...

Wednesday, April 11, 2012

Apakah Tuhan Pernah Salah Padamu


Membayangkan segala yang indah tentang keinginan manusia tak akan pernah ada ujungnya
inilah dunia ... lengkap dengan gemerlap
kuasa, harta dan semua yang dapat memuaskan tirani
meninggalkan cinta, merelakan nurani digadaikan dengan materi yang tak ada nilai pada akhirnya

Sejenak aku terlelap pada kealpaan pada sempitnya pandangan
melupakan ada yang tersembunyi
melupakan janji Tuhan yang pernah dia katakan jika sabar tak pernah pudar

Diam saja ...
jika kalut itu telah parah menggerogoti kesadaranmu
kembalikan dirimu pada sebenarnya dirimu
yang senantiasa setia menjaga walau kau tak pernah memintanya

Tutup matamu ... rasakan yang Dia bisikan
bahwa yang terlihat dan yang kau fikirkan tadi bisa jadi adalah jurang
ingat nama-Nya ... terus perdalam ingat nama-Nya
bukan pada apa yang anda sebutkan
Rasakan dengan tulus bisikan itu

Buka matamu sekarang
apakah Tuhan pernah salah pada apa yang Dia ijinkan
akan apa yang telah Dia berikan pada manusia
meski tadi engkau begitu sangat marahnya kepada Tuhan
karena Tuhan memberi apa yang tidak kau inginkan


Wednesday, April 4, 2012

Jalanku semoga tetap di Jalan-Mu

Dan dalam keterpurukanpun Tuhan menyertai setiap makhluknya
karena Hal yang paling buruk adalah sesuatu yang Tuhan ijinkan
Tidak perlu lagi manusia menyesali setiap bencana yang menurut mereka celaka
derita yang menurut mata mereka adalah duka yang senantiasa berjalan

aku tak kuasa menyalahkan neraka
aku tak kuasa menyalahkan setan
aku tak kuasa menyalahkan dunia
karena semua terangkum dalam satu pusaran kekuasaan

Tuhan ...
Fisiku telah mengurungku dalam keterbatasannya
Akalku menjerumuskanku pada keterbatasan pengetahuannya
Nafsuku telah menutup mata batin yang senantiasa engkau jaga kesuciannya


Saat anjing , kotoran , sampah, dan sehina - hina nya dunia
membuat banyak manusia menghindari serta mencerca mereka
aku berharap Engkau tak menutup hati ku untuk tetap mempelajari mereka
Engkaulah yang tidak terbatas dan Engkaulah yang maha luas

Tundukku, sujudku dan segala kepasrahanku
semoga tidak dijerumuskan kepada tujuan yang salah akan makna Penuhanan
aku kembalikan segala ragaku padamu
aku kembalikan akalku pada sang Penguasa Pengetahuan

Aku tak ingin terjebak pada raga
tak ingin terjebak pada buai akal
tak juga nafsu yang mungkin membawaku pada isi dunia
tak mudah menilai makna dari yang terindra jika indra tak tersambung dengan ilmu-Nya

Monday, April 2, 2012

KENIKMATAN HAKIKI TERASA DI DUNIA HINGGA AKHIRAT


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
مَا يَفْعَلُ اللهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا
Allah Tidak akan menyiksa kalian, apabila kalian mau bersyukur dan beriman
Allah adalah Maha Mensyukuri[370] lagi Maha mengetahui. (QS. An-Nisa 147)
 
[370] Allah memberi pahala terhadap amal hamba-Nya, memaafkan kesalahan dan menambah nikmat-Nya.
Ketahuilah, bahwa setiap kebaikan, kenikmatan dan kesenangan bahkan semua yang diharapankan ataupun semua yang didapatkan, itulah yang paling sering dinamakan kenikmatan. Akan tetapi kenikmatan hakiki ialah kesenangan akhirat. Selain itu, bisa jadi kesalahan penamaan atau nama majaz (sindiran). Kesenangan dunia yang di dalamnya tidak bernilai akhirat, lalu dinyatakan sebuah kenikmatan, hal itu murni keliru besar.
 
Terkadang penamaan nikmat pada sesuatu itu hanya faktor kebetulan. Namun kenikmatan mutlak terdapat pada kesenangan akhirat, bukanlah suatu kebetulan. Oleh karena itu segala hal yang mengarah atau penyebab untuk mendapatkan kesenangan akhirat dan mendorongnya, melalui satu perantara atau beberapa perantara, itulah yang dinamakan nikmat yang benar dan sesungguhnya, karena hal itu mengarah kenikmatan hakiki.
Jujur saja, segala hal yang terjadi kepada kita terbagi empat bagian ;
Pertama : Nyaman di dunia dan nyaman di akhirat, seperti memiliki ilmu agama dan akhlak baik. Ketika nyaman di dunia dan di akhirat, maka tiada lain itulah kenikmatan hakiki.
Kedua : Tidak nyaman di dunia dan tidak nyaman di akhirat, seperti bodoh dalam agama dan buruk akhlak. Tidak nyaman di dunia dan di akhirat tiada lain itulah malapetaka yang nyata.
Ketiga : Nyaman di dunia tapi tidak nyaman di akhirat, seperti bersenang-senang dengan mengikuti hawa nafsu. Menurut akal cerdas, ini nyata malapetaka juga. Orang awam menyebutnya kenikmatan. Umpamanya, seorang yang lapar menemukan madu yang mengandung racun, orang awam akan menyebutnya menemukan kenikmatan, akan tetapi apabila dibimbing ilmu, ia akan menyebutnya mengundang malapetaka.
Keempat : Tidak nyaman di dunia bahkan menyakitkan tetapi nyaman di akhirat, seperti menahan dan mengendalikan hawa nafsu. Menurut akal sehat, ini merupakan kenikmatan besar, tetapi malapetaka menurut awam. Umpamanya, jamu ialah obat pahit dan tidak nyaman saat di minum, tetapi kemudian ia akan nyaman, sembuh dari penyakit, bugar, sehat dan selamat. Seorang anak kecil yang awam, apabila diminta meminum jamu, ia akan mengira malapetaka. Sedang orang yang berakal akan menyebutnya sebuah kenikmatan.
Amal ibadah memang tidak nyaman serta tidak sesuai keinginan, namun orang yang berakal cerdas dan sehat, akan menyatakan itu adalah kenikmatan hakiki, menikmatinya dengan nyaman di dunia, apalagi kelak di akhirat. “Masalahnya apakah amal ibadah kita sudah dirasa nikmat nan lezat ?!” tanyakan itu pada nurani kita
Allah mengetahui segalanya

Sumber = http://arbabulhija.blogspot.com